Wisata paling banyak menyumbang
pertumbuhan ekonomi. Ekonomi bertumbuh dari empat sumber yaitu konsumsi
masyarakat (spending), investasi, ekspor dikurangi impor dan government
expenditure. Wisata mengontribusikan personal spending
terbanyak. Tujuan pemerintah mengadakan libur bersama hanya satu: agar
masyarakat berwisata. Saat berwisata, orang pasti berbelanja. Jika berbelanja, turn
over perekonomian akan bertumbuh. Demikian pula dalam hal investasi.
Berdirinya resort-resort akan mendorong pengeluaran yang akan membuat
ekonomi bertumbuh. Promosi produk dan jasa juga membuat nilai ekspor meningkat.
Peranan wisata
terhadap pertumbuhan ekonomi sangat luar biasa. Indonesia telah dikarunia Tuhan
keindahan yang dapat menarik minat wisatawan. Dari geoposisinya, Indonesia
diapit oleh dua benua dengan samudera besar. Indonesia juga memiliki objek
wisata yang sangat lengkap mulai dari alam (laut dan gunung), budaya, produk
dan sebagainya. Secara sederhana, kunjungan wisata
adalah kunjungan menyenangkan. Wisata menyenangkan mata (melihat laut dan
gunung), menyenangkan telinga (mendengar musik), menyenangkan perut (kuliner),
menyenangkan hati (belanja) dan menyenangkan pikiran.
Dalam pertemuan
APEC, kepala negara selalu membawa tamunya ke tempat wisata yang ingin
dibesarkan. Era presiden Clinton, APEC selalu diadakan di Williamsburgh. AS
ingin mengangkat kota tersebut yang kaya objek wisata tetapi kurang mendapat
promosi. Kemarin, Presiden Rusia juga membawa tamu-tamunya ke Vladivostok.
Pemerintah Rusia ingin menunjukkan kawasan wisatanya. Hampir seluruh kepala
negara ingin menjual pariwisatanya. Mereka yang ingin meeting pun
akan mencari kawasan-kawasan yang menyenangkan. Tidak mungkin mereka
mengunjungi tempat seperti barak militer. Dengan kata lain, pariwisata adalah
segala kunjungan yang menyenangkan dan Indonesia merupakan surganya.
Saat ini,
Indonesia juga aktif mempromosikan wisata bahari. Wisata bahari merupakan
sesuatu yang masih tersembunyi. Wisata mendapat prioritas utama pemerintah. Itu
sebabnya pemerintah menetapkan hari libur dan seterusnya. Kota kreatif Indonesia saat ini adalah Bali dan
Bandung. Kreativitas kedua kota ini membuat orang ingin berkunjung. Orang
Jakarta yang sudah setiap hari mengalami kemacetan, saat akhir pekan pun ingin
ikut dalam kemacetan kota Bandung.
Ajang pemilihan
Putri Pariwisata Indonesia merupakan salah satu attractive point agar
lebih banyak mengenal Indonesia. Indonesia bukan hanya terkenal karena alam
tetapi juga budaya dan peradabannya. Inilah tugas Putri Pariwisata yang muncul
dengan dasar pariwisata, bukan kosmetik atau produk. Mereka mengemban misi
negara untuk mempromosikan Indonesia. Sebagai negara
turisme terlengkap, sayangnya, Indonesia hanya dikunjungi 7,7 juta turis
mancanegara pada tahun 2011. Turis nasional mencapai lebih dari 240 juta orang.
Singapura yang hanya mencakup satu kota dapat menarik kunjungan wisatawan
mancanegara lebih dari 9 juta orang. Budapest yang hanya bermodalkan bordir
dapat menarik 18 juta wisman per tahun sementara Prancis menarik 20 juta wisman
per tahun.
Spending sudah banyak namun Indonesia masih harus terus mengembangkan jumlah
kunjungan. Indonesia harus mengubah image negara teroris menjadi negara
turis. Syarat utama pariwisata selalu terkait keamanan. Jangan sampai muncul
terorisme atau kegiatan-kegiatan yang bersifat destruktif. Setelah bom Bali,
pertemuan internasional banyak diselenggarakan di Bali untuk mencitrakan
Indonesia yang aman. Seluruh pihak dalam industri
pariwisata harus bekerjasama menciptakan destinasi dan sebanyak mungkin
titik-titik atraksi. Semua negara akan memikirkan aspek pariwisata karena
pendapatan langsung menuju pada kantung masyarakat. Bagaimanapun, Indonesia
harus tumbuh lebih cepat. ***
Sudah sering
kita mendengar cerita tentang keberhasilan pariwisata dalam menopang
pendapatan devisa negara. Namun tulisan singkat ingin menceritakan sisi
lain dari pariwisata sehingga kita memiliki pertimbangan dalam membuat
kebijakan. Pariwisata tidak hanya berdampak pada kenaikan pertumbuhan ekonomi
saja, banyak aspek yang juga berdampak negatif akibat dari pembangunan
pariwisata. Menurut Schnider (2005) Meskipun pariwisata dapat berkontribusi
besar terhadap masyarakat dalam hal kegiatan ekonomi, sosial, dan lingkungan,
juga dapat membawa beberapa biaya dengan itu juga. Beberapa tuntutan ini
terkait ekonomi. Tempat pariwisata menuntut pada layanan publik dan
infrastruktur yang didukung pajak. Ekspansi pasokan air (terutama penting dalam
komunitas pertanian), pembuangan limbah, tenaga listrik, sistem bahan
bakar, dan polisi, pemadam kebakaran dan perlindungan medis sering diperlukan.
PARIWISATA DAN
BUDAYA
Pariwisata memiliki hubungan yang
sangat erat dengan budaya khususnya di Indonesia. Pengembangan pariwisata
dewasa ini membawa dampak serius bagi kelestarian budaya di Indonesia.
kedatangan turis mancanegara dapat mengikis nilai-nilai budaya di dalam
kehidupan masyarakat. Pengaruh yang di bawa oleh turis mancanegara secara tidak
langsung juga mengubah pola hidup masyarakat tujuan wisata, contohnya
saja di Indonesia. gaya hidup ala “barat” mulai terlihat di berbagai sudut kota
di Indonesia terutama daerah
-daerah tujuan parwisata. Di Bali misalnya,
berpakaian minim dan budaya minum minuman keras dengan berbagai merk
Internasional seperti Bintang, Heineken, dll sangat mudah terlihat di setiap
sudut kota bali. Contoh lain di Jogjakarta. Dengan bangganya disetiap persimpangan
rambu-rambu lalu lintas telihat spanduk besar diskotik, yang justru lebih
banyak daripada spanduk yang bertemakan budaya. Hal ini menjadi kekhawatiran
yang cukup serius mengingat bahwa nilai-nilai kebudayaan merupakan identitas
bangsa yang kini kian terkikis. Selain itu dampak dari pengembangan pariwisata
dapat menghilangkan nilai-nilai asli dan identitas lokal. Beberapa faktor
penyebabnya adalah :
1. Komersialisasi Budaya
Kebudayaan
merupakan hasil karya manusia baik berupa pikiran , perbuatan dan
benda-benda budaya, dimana manifestasi kebudayaan itulah yang dihadapkan
kepada wisatawan untuk dinikmati sebagai sebuah atraksi wisata, manifestasi
kebudayaan tersebut sangatlah beraneka ragam baik berupa peninggalan kebudayaan
atau tourist heritage , seperti candi-candi yang ada di Indonesia, atau keris,
adapula manifestasi yang masih dibuat baik berupa artifact seperti pahatan ,
ukiran, lukisan maupun berupa perilaku manusia seperti kegiatan di pasar
tradisional, kehidupan nelayan dan sebagainya. Selain itu pula ada kegiatan
masyarakat yang berupa upacara-upacara tradisional dan yang bersifat
religius.Secara langsung maupun tak langsung, pariwisata berpengaruh
terhadap manifestasi kebudayaan diatas. Pariwisata dapat mengakibatkan
budaya lokal menjadi komoditas yang dapat diperdagangkan ketika
upacara-upacara ritual, upacara adat tradisional diadakan untuk permintaan,
harapan dan kepuasan wisatawan maka akan muncul istilah
“rekonstruksi kebudayaan”. Pada saat suatu daerah dinyatakan menjadi daerah
tujuan wisata, maka permintaan akan suvenir, benda- benda seni dan
semacamnya merupakan komoditas belaka yang pada akhirnya akan mempengaruhi
pergeseran nilai budaya masyarakat di tempat tersebut, karena tempat-tempat
suci dan sakral tidak lagi dihormati dan disegani, kecuali hanya sebagai
komoditas yang layak untuk di jual.
2. Pergeseran Budaya
Karena
pariwisata melibatkan pergerakan individu-individu yang berada di daerah yang
berbeda satu dengan yang lainnya, dan menyebabkan terjadinya hubungan sosial
antara wisatawan dan masyarakat lokal dimana, hubungan tersebut bersifat
sementara (selama individu dalam hal ini wisatawan, tinggal di daerah wisata),
maka memunculkan pergesekan budaya yang disebabkan karena perbedaan budaya,
suku , gaya hidup, bahasa, keyakinan dan tingkat kesejahteraan antar keduanya.
Hal ini mudah dimengerti, karena wisatawan bukanlah bagian masyarakat lokal
suatu daerah wisata sehingga keduanya memiliki perbedaan latarbelakang budaya
yang berbeda dan sudah sewajarnya terjadi saling mempengaruhi antara masyaraka
lokal dengan wisatawan tersebut (Nurdin, 2012).
3. Ketidak sejajaran Kondisi Ekonomi
Sebagian besar
wisatawan berasal dari masyarakat yang berbeda dalam pola konsumsi dan gaya
hidup dibanding masyarakat di daerah wisata, baik dalam berpelesir,
menghabiskan 4 sejumlah besar uang , dan kadang-kadang berperilaku diluar
kebiasaan mereka. Dan salah satu dampaknya adalah masyarakat lokal yang
berinteraksi dengan wisatawan tersebut menirukan sebagian kebiasaan
wisatawan tersebut, hal ini sering terjadi terutama pada masyarakat di
negara-negara dunia ketiga, dimana perbedaan kesejahteraan terlihat begitu
jelas antara yang kaya dan yang miskin, sehingga kesenjangan ekonomi relatif
tinggi.. Contohnya, resort Jamaica, atau Brazil, para
karyawan yang bekerja di industri pariwisata mempunyai penghasilan antara 1.200
sampai 3.000 dollar Amerika per tahun, berinteraksi dengan wisatawan yang
berpenghasilan 80.000 dollar Amerika (Nurdin 2012).
4. Standarisasi Pekerjaan
Pengembangan
pariwisata selalu diiringi dengan merebaknya lapangan pekerjaan di daerah
tujuan wisata tersebut, namun dibalik semua itu terjadi ketimpangan dalam
pembagian wilayah pekerjaan, dimana cendrung porsi dan posisi strategis
selalu dipegang oleh orang-orang yang bukan dari masyarakat lokal. Dan kebanyakan
diambil dari luar negeri yang kemampuan dan kapabilitasnya sesuai dengan
standar pelayanan perusahaan. Hal ini justru menambah gesekan budaya yang
semakin kuat. Ditambah dengan masyarakat lokal yang hanya menempati
wilayah-wilayah bawah yang hanya bisa mengikuti standar dan aturan yang
di buat oleh perusahaan pengembang pariwisata atao agen pariwisata. Ketimpangan
inilah yang manjadikan nilai-nilai asli daerah semakin lama semakin hilang.
Faktor-faktor inilah yang menjadi keresahan akan hilangnya nilai-nilai asli
daerah dan kebudayaan sekitar. Kebudayaan merupakan nilai-nilai yang perlu
dijaga dan di lestarikan keberdaannya.
PARIWISATA DAN
LINGKUNGAN
Dewasa ini Isu lingkungan menjadi
topik perbincangan khususnya yang disebabkan oleh pengembangan pariwisata. Isu
Deforestasi atau kerusakan pada keaslian hutan secara permanen sedang hangat di perbincangkan di dunia
internasional. Indonesia merupaka Liputan6.com,
Jakarta Indonesia
masih memiliki pekerjaan besar untuk membenahi sektor pariwisata. Meski jumlah pelancong
terus bertambah, pendapatan Indonesia dari bisnis pariwisata jauh tertinggal
diantara negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara.
Peneliti Senior Center
Of Reform on Economic (Core) Mohammad Faisal mengakui, jumlah kunjungan Wisatawan
Mancanegara (Wisman) ke Indonesia setiap tahunnya memang terus meningkat.
Bahkan tahun lalu, kunjungan Wisman mencetak rekor sepanjang sejarah.
"Pada 2013 lalu misalnya, jumlah kunjungan wisma mencapai 8,8 juta jiwa dan ini merupakan rekor sepanjang sejarah," dalam diskusi meredam defisit neraca jasa, di SME Tower, Jakarta, Rabu (26/2/2014). Namun dibandingan pencapaian negara tetangga seperti Malaysia, Thailand dan Singapura, kunjungan tersebut sangatlah kecil. Kini Malaysia justru mampu bertransformasi menjadi negara penerima Wisman terbesar ke-9 di dunia. "Rekor ini menjadi kerdil karena Malaysia misalnya mampu menarik 24,7 juta Wisman pada 2011, lebih dari tiga kali lipat jumlah Wisman Indonesia yang hanya 7,6 juta," tuturnya.
"Pada 2013 lalu misalnya, jumlah kunjungan wisma mencapai 8,8 juta jiwa dan ini merupakan rekor sepanjang sejarah," dalam diskusi meredam defisit neraca jasa, di SME Tower, Jakarta, Rabu (26/2/2014). Namun dibandingan pencapaian negara tetangga seperti Malaysia, Thailand dan Singapura, kunjungan tersebut sangatlah kecil. Kini Malaysia justru mampu bertransformasi menjadi negara penerima Wisman terbesar ke-9 di dunia. "Rekor ini menjadi kerdil karena Malaysia misalnya mampu menarik 24,7 juta Wisman pada 2011, lebih dari tiga kali lipat jumlah Wisman Indonesia yang hanya 7,6 juta," tuturnya.
Tak hanya dari segi
kunjungan Wisman, sektor pariwisata juga belum memberikan pendapatan yang lebih
baik dibandingkan Malaysia, Thailand dan Singapura. Total pendapatan tertinggi
Indonesia yang diterima pada 2013 mencapai US$ 10 miliar, tiga kali lipat lebih
rendah dari Thailand yang mampu meraup US$ 30,9 miliar pada 2011. Dengan kekayaan alam dan budaya yang
lebih besar dan beragam, CORE menyayangkan kondisi Indonesia yang justru
terpuruk di sektor pariwisata. "Semestinya
Indonesia bisa mengeruk pendapatan yang lebih banyak disektor ini dibandingkan
negeri-negeri jiran tersebut," pungkasnya.(Fik/Shd)
VIVAnews - Gubernur Bali, Made Mangku Pastika
mengomentari soal Menteri Pariwisata yang tidak dijabat oleh wakil Bali.
Menurutnya, "Yang
terpenting saat ini adalah bisa meningkatkan kunjungan seperti di Malaysia yang
mampu mendatangkan 30 juta wisatawan per tahun," kata Pastika di
kantornya, Senin 27 Oktober 2014. Ia
melanjutkan, pariwisata merupakan perdagangan jasa. Apa yang diinginkan oleh
wisatawan itulah yang dijual. "Tetapi tidak menghapus apa yang menjadi
ciri khas, keunikan dan budaya itu sendiri," paparnya.
Sementara itu, Pastika mengaku akan
mendukung sepenuhnya seluruh program Kementerian Koperasi dan UMKM yang kini
dijabat Anak Agung Ngurah Puspayoga. Apalagi, Bali sendiri sudah menjadi
Provinsi Koperasi di Indonesia. "Saya pikir tepatlah untuk saat ini. Kita
akan menilainya saat mereka kerja. Saya setuju sekali, dengan kabinet kerja
yang ada," ujarnya.
Menurutnya, tepat sekali jabatan
Menteri Koperasi dan UMKM dijabat oleh Puspayoga. Selama menjadi Wagub Bali,
pemikiran tentang ekonomi Puspayoga sudah luar biasa. "Bali itu hidup dari
UMKM. Makanya ada Jamkrida (jaminan kredit daerah)," katanya. Ia
berharap Puspayoga bisa bekerjasama untuk bangun Bali. "Rohnya seirama
dengan Jokowi yaitu kerja, kerja dan kerja," urai mantan Kapolda Bali itu.
STRATEGI MENTERI
PARIWISATA BARU UNTUK GLOBALKAN PRODUK MODE INDONESIA.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pariwisata Arief Yahya telah menyiapkan beberapa trik strategi
pemasaran produk mode Tanah Air di pasar internasional secara efektif.
Follow the people, strategi bisnis yang ia terapkan saat
menjabat sebagai CEO PT Telkom Indonesia, adalah salah satunya.
Dengan strategi ini, Kementerian Pariwisata memotivasi para
desainer untuk mengekspansi bisnisnya di negara dengan jumlah penduduk
Indonesia yang cukup tinggi.
"Bentuk penerapannya mirip dengan China Town yang
tersebar di seluruh penjuru dunia," ujarnya saat jumpa pers Indonesia
Fashion Forward di Jakarta Fashion Week (JFW) 2015, Sabtu (1/11/2014).
Kawasan ini terbentuk karena komunitas masyarakat Tiongkok
yang cukup besar di sebuah negara.
Kehadiran China Town biasanya menjadi referensi bagi penduduk
setempat yang ingin mencari segala produk berbau Tiongkok, termasuk mode.
Selain itu, para desainer juga dapat menyasar produknya untuk
negara-negara yang kulturnya hampir mirip dengan Indonesia. "Saya yakin
produk Indonesia laku terjual di Afrika Utara," kata Arief.
NAMA : HARDI AHMAD
NIM : 01113125
Tidak ada komentar:
Posting Komentar