Kamis, 29 Januari 2015

EKONOMI KREATIF



Saat kita mendengar kata ‘Ekonomi Kreatif’, yang terlintas dibenak kita adalah sesuatu hal yang berhubungan dengan usaha atau karya sederhana , sesuatu yang berhubungan dengan kreatifitas, dan mampu memberikan dampak yang menguntungkan. Ekonomi kreatif adalah sebuah konsep di era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreatifitas dengan mengandalkan ide dan keluasan pengetahuan dari Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya.
Ada banyak jenis ekonomi kreatif, tergantung dari perspektif masing-masing. Namun di sini saya hanya menyebutkan beberapa di antaranya yang sekiranya bisa mencakup semuanya.
Berikut adalah 15 Jenis-Jenis Ekonomi Kreatif:
1)      Periklanan (advertising)
2)      Arsitektur
3)      Pasar Barang Seni
4)      Kerajinan (craft)
5)      Desain
6)      Fesyen (fashion)
7)      Video, Film dan Fotografi
8)      Permainan Interaktif (game)
9)      Musik
10)  Seni Pertunjukan (showbiz)
11)  Penerbitan dan Percetakan
12)  Layanan Komputer dan Piranti Lunak (software)
13)  Televisi & Radio (broadcasting)
14)  Riset dan Pengembangan (R&D)
15)  Kuliner
Peluang ekonomi kreatif bisa dilakukan dimana saja. Contoh kecilnya di kalangan mahasiswa, belakangan ini lagi marak-maraknya bisnis-bisnis yang muncul di dunia perkualiahan. Bisnis-bisnis hasil kreatifitas mahasiswa-mahasiswi yang berkembang dengan pesat. Ada banyak hal yang mendasari munculnya ide-ide kreatif di kepala-kepala mahasiswa. Ada yang melakukan bisnis karena kondisi perekonomiannya kadang susah/ membantu meringankan beban orang tua, ada yang berbisnis karena ingin mencari uang jajan tambahan, ada yang menjadikannya sebagai hobby, dan ada pula yang menjadikan sebagai kesibukan untuk menghindari kebiasaan-kebiasaan kosong/menganggur.
Sesuai kejadian yang terjadi di lapangan, ada banyak jenis-jenis ekonomi kreatif yang di lakukan oleh para mahasiswa. Diantaranya :
Ø  Kreatifitas dalam mengolah/membuat makanan
http://kreasipemuda.com/wp-content/uploads/2014/04/Membangun-Usaha-Rumahan-Dar.jpg
                                                                                     

Ø  Kreatifitas membuat Aksesoris
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisjkEUBFLrI5-oJc-ZWTZILDjdMYKhIBIuxIgHzXkm3lTJh0OnSLKAPG2S4yOvc-MQFWG7SqH4xrXeisHv7XfsD2Aer_xCdVTrGYDohA5e-2HM9ko91RprdwfC_DP-l9Md1QI70sV2_tw/s1600/limbah+kardus+2.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhq06B9tKwWvSOrWzP2qasT3BYsTsPtlFdyaA9czbT92xVg67fy3DP38srBT5hQDlnkAlAHwxD7wq5CRKtltIqUEh0wOk6IMN0gOzcZa7OpgYOPszlZZYb5YyGhGYMxH_XIinWeA1QVuNI/s1600/2729772_pin1.jpg


Ø  Kreatifitas membuat baju maupun sandal
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvZA7zh85V0IyRYFW6JvOOTc7tPhsFH1O8q1kchXKfVbZDfdMQ7fJgV1QkvPX2bj1_w9xNxhOvhGUAEE1XEh6x_DW9QAM8KgtRA8RNpDoRoMDarQJgC1I-jQGY9QfrcTdAeAuPMPq2zc0/s1600/Jenis-sablon-kaos1.gifhttps://anisavitri.files.wordpress.com/2010/02/20091216produk-lokal.jpeg
Ø  Kreatifitas membuat hiasan/pajangan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjd22vWtJhJ7mpkZktSGhauCkk4ZNyteozoW6DqjDi9TUJfwEv8Qb_tUC0e_CrsSdo2ND5PB2om4NRi2cfXBA99UX65svBXjTqGNFiPPujuUyr5WHEa2TmyEW258o20tQGVyqHgkgvSUUU/s1600/Boneka+Flanel+Lucu,+085758222252.jpg
Ini hanya beberapa contoh karya mahasiswa, dan masih banyak lagi yang lain. Ekonomi Kreatif seperti ini adalah sesuatu yang tidak begitu sulit untuk dilakukan, apalagi dikalangan mahasiswa. Mengapa demikian, karena proses pembuatan dan pemasarannya tidak begitu sulit. Pembuatannya bisa dilakukan selepas kegiatan perkuliahan, dan penjualannya tidak begitu rumit, cukup menggunakan media-media sosial sebagai alat bantunya. Misalnya di pasarkan melalui Facebook, Twitter, BBM, Line, Path, Instagram dan lain sebagainya. Jadi tidak menguras banyak tenaga dan menyita banyak waktu.
Hal lain yang harus kita kuasai dalam memulai usaha ada banyak, seperti Keyakinan yang kuat, keberanian mengambil keputusan dan menghadapi resiko, pola berfikir yang harus lebih kreatif (sinkronisasi anatara otak kanan dan otak kiri) agar mampu membuat karya yang menarik, hindari keragu-raguan dalam mengawali usaha, minimal berdoa agar semua sesuai keinginan.
Masih banyak lagi hal yang berkaitan seputar Ekonomi Kreatif, namun pemaparan di atas semoga cukup jelas dalam menyampaikan informasi, entah itu hanya sebatas pengertian Ekonomi Kreatif, jenis-jenisnya, dan hal lainnya yang berkaitan dengan Ekonomi Kreatif itu sendiri. 

KETIKA INDONESIA SURPLUS BERAS, MASIH HARUSKAH KITA MENGIMPOR BERAS?



Kegiatan impor merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh setiap negara di dunia, tidak terkecuali Indonesia. Impor pada dasarnya menunjukkan bahwa setiap negara itu tidak bisa hidup sendiri, ia layaknya seperti manusia memerlukan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Impor juga menunjukkan bahwa setiap negara memiliki kelemahan dalam memenuhi kebutuhannya sehingga mau tidak mau harus membeli dari negara lain.
Sampai saat ini, kegiatan impor juga masih dilakukan oleh Indonesia, khususnya impor beras. Impor sama dengan membeli hanya saja uangnya masuk pendapatan negara lain. Impor beras Indonesia masih mengimpor dari negara tetangga seperti Vietnam dan Thailand. Baru-baru ini seperti yang diberitakan oleh kompas.com menyebutkan bahwa Indonesia masih mengimpor beras, padahal produksi padi Indonesia mengalami surplus. Dalam hal ini, di kalangan pemerintah, terutama di kemeterian pertanian saling lempar tanggung jawab. Beberapa bulan yang lalu, saat Hatta rajasa masih menjabat sebagai menkoperekonomian, beliau menyebutkan bahwa soal impor beras merupakan wewenang dari kementerian pertanian (kementan) sehingga tampak beliau tidak mampu menjawab soal impor beras ini.
Menteri Pertanian (Mentan) Suswono menilai Indonesia masih masuk dalam negara kategori surplus beras. Mengutip Angka Ramalan (ARAM) I yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), hingga saat ini produksi gabah kering giling (GKG) berada pada kisaran 70 juta ton. Jumlah itu setara dengan 40 juta ton beras. Kebutuhan beras kita 33-34 juta ton, jadi kalau dihitung, kita masih surplus beras, kata Suswono di kantornya, Senin (18/8).
Menurutnya, rata-rata peningkatan produksi padi per tahun sebesar 2,6 persen. Pada 2009, produksi GKG sebanyak 64,4 juta ton, sedangkan pada 2013 naik menjadi 71,29 juta ton.   Untuk jagung, rerata produksi meningkat 1,39 persen per tahun. Pada 2009 produksi jagung tercatat 17,63 juta ton dan tahun 2013 meningkat 18,51 juta ton.
Impor beras Indonesia secara historis memang sering mengalami surplus, tetapi jumlah permintaan beras melebihi surplus tersebut. Terbukti bahwa Indonesia menempati urutan pertama negara konsumen beras terbesar Konsumsi beras Indonesia mencapai 102 kg/kepita/tahun. Tingkat konsumsi tersebut melebihi konsumsi beras negara Asia, seperti Korea yang hanya 60 kg/kapita/tahun, Jepang 50 kg/kapita/tahun, Tahiland 70 kg/kapita/tahun, dan Malaysia sebesar 80 kg/kapita/tahun. Perbedaan ini tentu masih dapat dimaklumi karena memang Indonesai masih menjadikan beras sebagai bahan makanan pokok. Desakan impor tersebut pada dasarnya bertujuan agar kuota beras akhir tahun Indonesia masih mencukupi maka mau tidak mau pemerintah harus megimpor beras. Beberapa tahun ini, Indonesia terjerat desakan impor beras ke Vietnam yang ternyata diselewengkan oleh oknum importir.  Tentu, dalam kasus ini pun, di kementerian pertanian, BULOG, dan pemerintah sendiri masih saling lempar tanggung jawab.
Selain itu, Indonesia masih mengimpor komoditas pangan lainnya seperti 45% kebutuhan kedelai dalam negeri, 50% kebutuhan garam dalam negeri, bahkan 70% kebutuhan susu dalam negeri dipenuhi melalui impor.
Faktor lain yang mendorong adanya impor bahan pangan adalah iklim, khususnya cuaca yang tidak mendukung keberhasilan sektor pertanian pangan, seperti yang terjadi saat ini. Pergeseran musim hujan dan musim kemarau menyebabkan petani kesulitan dalam menetapkan waktu yang tepat untuk mengawali masa tanam, benih besarta pupuk yang digunakan, dan sistem pertanaman yang digunakan. Sehingga penyediaan benih dan pupuk yang semula terjadwal, permintaanya menjadi tidak menentu yang dapat menyebabkan kelangkaan karena keterlambatan pasokan benih dan pupuk. Akhirnya hasil produksi pangan pada waktu itu menurun.
Bahkan terjadinya anomali iklim yang ekstrem dapat secara langsung menyebabkan penurunan produksi tanaman pangan tertentu, karena tidak mendukung lingkungan yang baik sebagai syarat tumbuh suatu tanaman. Contohnya saat terjadi anomali iklim El Nino menyebabkan penurunan hasil produksi tanaman tebu, sehingga negara melalukan impor gula.
Penyebab impor bahan pangan selanjutnya adalah luas lahan pertanian yang semakin sempit. Terdapat kecenderungan bahwa konversi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian mengalami percepatan. Dari tahun 1981 sampai tahun 1999 terjadi konversi lahan sawah di Jawa seluas 1 Juta Ha di Jawa dan 0,62 juta Ha di luar Jawa. Walaupun dalam periode waktu yang sama dilakukan percetakan sawah seluas 0,52 juta ha di Jawa dan sekitar 2,7 juta Ha di luar pulau Jawa, namun kenyataannya percetakan lahan sawah tanpa diikuti dengan pengontrolan konversi, tidak mampu membendung peningkatan ketergantungan Indonesia terhadap beras impor.
Dengan demikian, impor adalah sebuah keniscayaan sebab jumlah permintaan yang jauh melampaui stok yang ada. Ini memerlukan usaha keras dari tingkat petani hingga pemerintah untuk bersama-sama meningkatkan produksi beras kedepan.


NAMA                 : RAHMA
NIM                    : 01.11.3138
 



PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP PEREKONOMIAN DAERAH



Dampak globalisasi terhadap perekonomian terutama pada negara-negara yang sedang berkembang merupakan hal yang tidak pernah berakhir. Secara singkat akan kita kupas apakah sebenarnya globalisasi itu, bagaimana sejarahnya, siapa saja sebenarnya yang sangat berperan dan aktif mendorong terjadinya globalisasi, apa saja sebenarnya baik buruknya bagi kita serta bagaimana pengaruhnya terhadap perekonomian regional dan lokal.
Perkembangan teknologi dan informasi yang sangat cepat juga punya andil yang cukup besar dalam mendorong lahirnya globalisasi yang mengakibatkan perubahan ekonomi global. Menurut Teeple (2000) teknologi baru tersebut diciptakan oleh TNCs serta digunakan dalam aktifitas-aktifitas ekonominya. Dari sinilah awal dimulainya penyebaran neo-liberalisme ke negara-negara lainnya.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya penyebaran dan meluasnya globalisasi. Faktor pertama adalah teknologi baru di bidang informasi teknologi, komunikasi dan transportasi. Era ini dimulai pada awal 1970-an ketika microelektronik, komputer dan bioteknologi ditemukan oleh para ahli (Teeple 2000). Sejak saat itu komunikasi antar lintas batas negara dapat dihubungkan dengan satelit dan kabel-kabel bawah laut yang fungsinya sebagai jejaring global (Rimmer dalam Rimmer ed. 1997: 96). Faktor kedua adalah peran pemerintah dalam mendukung kegiatan-kegiatan globalisasi. Baik di negara-negara maju maupun negara-negara yang sedang berkembang, Pemerintah mempunyai peran yang cukup penting dalam mendukung aktifitas globalisasi yaitu melalui perannya dalam pengambilan kebijakan-kebijakan ekonomi dan keuangan.
Faktor lainnya adalah munculnya TNCs serta adanya dukungan dari World Trade Organization (WTO) dan organisasi dunia lainnya seperti PBB, Bank Dunia dan IMF. Singh (1999) berpendapat bahwa salah satu fungsi Bank Dunia dan IMF adalah mendorong negara-negara di dunia untuk menerapkan deregulasi dan restrukturisasi kebijakan financialnya menjadi ekonomi liberal.
TNCs mempunyai peran yang sangat penting dalam mempengaruhi perekonomian suatu negara yang berdampak pada perekonomian lokal maupun regional. Ada beberapa alasan mengapa TNCs dapat berdampak pada perekonomian lokal dan regional. Pertama adalah TNCs dapat mengintervensi kebijakan-kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi. Yang kedua adalah TNCs lebih kaya dalam hal keuangan daripada yang dipunyai oleh negara-negara lainnya

NAMA : RIDWAN
NIM : 01113122